Sabtu, 23 Juli 2016

Mencegah Resiko Obesitas dengan Tinggalkan Gaya Hidup Sedentary

| |


“Obesitas”, sudah tidak asing lagi kan dengan kata ini? 
Ya, obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat timbunan lemak yang melebihi 20-25% dari berat tubuh. Menurut data WHO terdapat 1,6 miliar orang dewasa yang memiliki berat badan berlebih dan 400 juta diantaranya mengalami obesitas. Jika dibiarkan saja, obesitas ini dapat memicu berbagai penyakit lho, diantaranya diabetes mellitus, hipertensi dan hiperkolesterol. Selain itu, obesitas juga memberikan efek buruk  pada otak, dintaranya:
  • Menyebabkan kecanduan makanan karena obesitas memicu otak lebih sensitif terhadap rasa nikmat dari makanan manis dan berlemak;
  • Menyebabkan tidak terkendali untuk makan karena bagian otak yang mengontrol kendali yang disebut orbitofontral cortex semakin kecil akibat kelebihan badan;
  • Memperkecil volume otak, seseorang dengan obesitas ringan memiliki massa otak 4% lebih sedikit dari orang dengan berat badan proposional;
  • Merusak memori;
  • Memperlambat kerja otak.
Wah, banyak ya bahaya dari obesitas…


Banyak faktor yang menyebabkan obesitas seperti pola makan, jenis makanan dan aktivitas yang dilakukan. Nah, ternyata salah satu penyebab obesitas adalah gaya hidup sedentary.


Apa sih gaya hidup sedentary itu?

Istilah “sedentary” ini masih asing di telinga kita. Sedentary berasal dari kata latin “Sedere” yang berarti “duduk”. Sedentary merupakan istilah untuk mengkarakterisasi kebiasaan atau aktivitas yang  menghabiskan sedikit energi dan sedikit/hampir tidak ada pergerakan fisik. Energi yang dibutuhkan untuk sedentary <1,5 METs. Energi ini sangat kecil dibandingkan dengan berjalan-jalan cepat yang menghabiskan 3-4 METs. Aktivitas sedentary beragam dan termasuk dalam aktivitas di tempat kerja, sekolah, di rumah, di perjalanan dan ketika waktu luang. Contoh dari aktivitas sedentary adalah duduk yang terlalu lama ketika bekerja di depan komputer, menonton TV, membaca, mengobrol dan terjebak di kemacetan.

Faktor-faktor Pemicu Gaya Hidup sedentary

Kemajuan teknologi
Adanya pengetahuan tentang teknologi, mekanisasi, otomisasi, kompiuterisasi telah mengurangi pekerjaan yang dikerjakan secara manual. Segala pekerjaan menjadi lebih mudah dilakukan menggunakan komputer dan mesin sehingga aktivitas fisik menurun dan memicu aktivitas sedentary.

Bertambahnya umur
Aktivitas sedentary meningkat dari anak-anak ke dewasa. Jenis kelamin dan usia mempengaruhi penggunaan komputer, utamanya anak laki-laki lebih banyak menonton TV dan bermain game. Orang usia lanjut menghabiskan lebih banyak waktu untuk sedentary  dibandingkan orang dewasa.

Sosio demografi
Anak-anak dengan sosio-demografi yang rendah lebih banyak menonton TV. Orang tua yang menonton TV dengan waktu yang lama juga mempengaruhi kebiasaan anak untuk menonton TV lebih sering.  Kebiasaan menonton TV anak-anak meningkat juga dipengaruhui oleh jumlah TV di rumah, bayaknya saluran TV dan adanya TV di kamar anak.


Pekerjaan yang memakan waktu lama
Pekerja menghabiskan waktu hingga 8-10 jam untuk duduk bekerja serta tanpa jeda untuk istirahat atau latihan peregangan. Pekerja yang duduk, membaca, mengoperasikan komputer, menjalankan mesin, rapat dan menyetir ketika macet dengan waktu yang lama memicu sedentary.

Resiko Kesehatan dari gaya hidup sedentary


Menurut WHO, sedentary menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius karena 60-85% orang di dunia memiliki kebiasaan sedentary. Aktivitas sedentary dapat meningkatkan penyebab kematian seperti resiko penyakit jantung, diabetes, obesitas, kanker kolon, tekanan darah tinggi dan osteoporosis.

Obesitas
Sedentary menyebabkan peningkatan kalori dan asam lemak yang berlebihan. bertambahnya berat badan dipengaruhi oleh besarnya kalori yang diserap melaui makanan dan jumlah kalori yang terhambat diubah menjadi energi melalui aktivitas fisik dan metabolisme. Resiko utama obesitas pada anak-anak dari gaya hidup sedentary adalah  menonton TV dan bermain video game.

Diabetes tipe 2
Seseorang yang menghabiskan >40 jam/minggu menonton TV, video atau di depan komputer memiiki resiko diabetes tipe-2 tiga kali lebih tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya aktivitas fisik dan makanan yang tidak sehat selama menonton TV.

Kekurangan vitamin
Sedentary memicu kekurangan vitamin utamanya vitamin B dan D. Kurangnya kegiatan di luar ruangan dan paparan sinar matahari menyebabkan kekurangan vitamin D sehingga meningkatkan resiko penyakit tulang seperti osteoartitis. Kebiasaan mengurangi sayur dan buah kemudian lebih banyak konsumsi makanan manis dan berlemak menyebabkan kekurangan vitamin B.

Perubahan Kulit dan otot
Aktivitas fisik yang rendah akan mengurangi kapasitas dan kekuatan otot. Seseorang yang duduk hingga 5 jam/hari memiliki resiko kehilangan kekuatan otot mencapai 1%/hari. Duduk yang terlalu lama menyebabkan serabut otot yang berfungsi untuk pergerakan terkikis, sehingga impuls dari otak ke otot menjadi lambat. Otot yang tidak digunakan akan digantikan oleh lemak yang akan memicu kelelahan. Sedentary juga menyebabkan proses ekskresi metabolisme tubuh rendah sehingga kulit berubah warna, terjadi penumpukan lemak di mata, bau badan dan gatal-gatal.

Hiperkolesterol dan serangan jantung 
Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan resiko hiperkolesterol. Gaya hidup Sedentary menyebabkan otot-otot jantung kurang aktif yang akan memicu penyakit jantung iskemia, jantung koroner dan stroke.  Aktivitas fisik yang rendah juga meyebabkan penyakit metabolik dan memicu gagal jantung.

Kanker
Menurut WHO, duduk yang terlalu lama dapat meningkatkan resiko kanker kolon pada pria dan wanita serta kanker endometrial pada wanita.

Bagaimana Cara Mengurangi Gaya Hidup Sedentary?

Nah, untuk mengurangi gaya hidup sedentary dapat melakukan hal-hal berikut.

Olahraga
Minimal 30 menit/sehari selama 5 hari/minggu berupa latihan ringan aerobik dan latihan beban. Latihan aerobik untuk meningkatkan kesehatan tubuh, sedangkan latihan beban untuk menguatkan otot dan meningkatkan metabolisme.

Di kantor
  • Ambil istirahat teratur dari komputer kemudian berdiri tiap 30 menit.
  • Melakukan peregangan dengan menggerakkan tangan dan kaki, berjalan atau push up di sela-sela bekerja.
  • Makan di kantin untuk memicu berjalan.


Di rumah
  • Berdiri ketika membaca koran
  • Menonton TV sambil berdiri bisa dengan menyetrika atau mencuci piring.
  • Mencuci mobil dengan tangan.
  • Berkeliling sekitar rumah ketika mengecek pesan dan e-mail dari handphone.


Ketika keluar rumah atau di perjalanan
  • Tinggalkan mobil di rumah, berjalan atau bersepeda untuk menuju tempat yang dekat.
  • Gunakan transportasi umum dan berjalan dari/ke tempat pemberhentian.
  • Mermarkir kendaraan lebih jauh dari tempat yang dituju untuk menggerakkan tubuh.
  • Memberikan tempat duduk pada orang lain di bis dan kereta untuk perjalanan jarak dekat.
  • Rencanakan istirahat ketika perjalanan jarak jauh.


Berat badan belum turun juga setelah mengurangi gaya hidup Sedentary??

Ada solusi sehat bagi anda nih yang ingin menurunkan berat badan, yaitu Klinik LightHOUSE Indonesia. LightHOUSE Indonesia merupakan klinik penurunan berat badan yang terpecaya dan teruji selama 11 tahun. Bahkan  LightHOUSE Indonesia telah memiliki sertifikat ISO 9001:2008 dan 6 cabang di Kebayoran, Cilandak, Thamrin, Sudirman, BSD City dan Kepala Gading.

LightHOUSE Indonesia akan membantu klien mengatasi masalah kelebihan lemak dan nafsu makan tidak terkendali. Program yang disediakan di LightHOUSE Indonesia dibawah pengawasan medis, yaitu dokter spesialis gizi, dokter spesialis olahraga, psikiater, psikolog, ahli gizi dan perawat. Ini dia beberapa program penurunan berat badan yang anda dapatkan di LightHOUSE Indonesia:
  • Terapi obat untuk menurunkan berat badan yang tidak menyiksa;
  • Mesoterapi (menghilangkan lapisan lemak di bawah kulit);
  • Injex (membakar lemak di bagian dalam tubuh);
  • Mesophore-B (mengurangi lingkar tubuh);
  • Radio frequency (menghilangkan gelambir pada kulit);
  • Tanam benang mengatasi selulit, stretch mark dan kulit bergelambir;
  • Konsultasi hipnoterapi, relaksasi dan terapi tingkah laku kognitif.


Sumber:
Departement of Health. 2015. Sedentary Behaviour and Obesity: Review of the Current Scientific Evidence. Departement of Health.
Detoxourbody. 2016. Bahaya Obesitas terhadap Otak. [serial online] https://detoxyourbody.co/bahaya-obesitas/. [20 Juli 2016].
Esra, D. 2015. Ini Tips Agar Tidak Terjebak Gaya Hidup Sedentary. [serial online] http://intisari-online.com/read/ini-tips-agar-tidak-terjebak-gaya-hidup-sedentary.  [20 Juli 2016].
Heart Foundation. Sit Less. [serial online] http://heartfoundation.org.au/active-living/sit-less. [22 Juli 2016]
Inyang, M.P., Orji, O., dan Stella. 2015. Sedentary Ligestyle: Health Implication. IOSR-JNHS. Vol. 4 (2): 20-25.
LightHOUSE Indonesia. Terapi Penunjang. [serial online] www.lighthouse-indonesia.com. [22 Juli 2016].

0 komentar:

Posting Komentar

Calendar

Calendar Widget by CalendarLabs

Popular Posts

Search

About Me

Foto Saya
Seraleva SR
Jawa Timur, Indonesia
Lihat profil lengkapku

Followers

 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©